Resensi Buku Sejarah dan Masyarakat: Lintasan Historis Islam di Indonesia
Judul Buku : Sejarah dan Masyarakat: Lintasan Historis Islam di Indonesia
Editor : Taufik Abdullah
Penerbit : Pustaka Firdaus
Tahun Terbit : Cetakan Kedua (Edisi Revisi), 1987
Tebal Halaman : 56 Halaman
Buku ini bercerita tentang kehidupan masyarakat Minangkabau yang begitu kental dengan ajaran islam. Termasuk di dalamnya soal permainan, sistem pemerintahan, dan adat tata cara upacara pernikahan. Dimulai dengan sebuah potongan cerita tentang perselisihan pendapat antara Siti Jenar dengan ajarannya soal konsep ketuhanan bernama manunggaling kawula gusti yang dianggap berbahaya oleh Wali Songo. Dilanjutkan dengan sistem pemerintahan di daerah Minangkabau yang begitu kental dengan nuansa islami. Dijelaskan pula mengenai tokoh agama serta tokoh adat yang ada di pemerintahan, beberapa di antaranya masih dianggap ortodoks dan yang lainnya telah tercampur oleh adat Jawa akibat kedatangan Sultan Agung.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai tata cara upacara adat pernikahan yang ada di Minangkabau, dimana terdapat dua adat yang berbeda, yaitu berdasarkan matrilineal dan patrilineal. Dengan adanya perbedaan dua adat itu terkadang terjadi perselisihan yang membuat gagalnya upacara pernikahan. Dijelaskan pula mengenai struktur raja di Minangkabau yang terdiri dari 3 raja, yaitu Raja Alam, Raja Adat, dan Raja Ibadat. Mereka dinamakan Rajo Tigo Selo (Raja Tiga Tahta). Selain itu ada pula narasi soal konflik di Minangkabau yang berasal dari 2 aspiran “tradisi agung”. Salah satu bersendi pada masa lampau dan yang lainnya berlandaskan pada keunggulan ilmu agama. Hal ini hampir tidak dapat dihilangkan pengaruhnya hingga akhir abad ke-XVIII.
Akhir dari buku ini berisi mengenai keterkaitan antara sembahyang dan permainan tradisional di Minangkabau. Dijelaskan bahwa penciptaan makhluk yang ada di seluruh alam semesta ini memiliki sifat-sifat tersendiri dan masing-masing individu mempunyai kekhasan yang membuat satu dengan lainnya begitu berbeda. Makhluk itu disebut sebagai malaikat, manusia, dunia, dan juga iblis—pemberi hawa nafsu dan akal bagi Adam (nenek moyang manusia) agar dapat mendiami bumi dan menentukan nasibnya sesuai yang Tuhan gariskan. Namun sifat-sifat tersebut sebenarnya dapat saling bertentangan jika manusia hanya condong kepada salah satu saja. Jika manusia lebih menuruti hawa nafsu, maka tentu ia akan menyimpang dari Tuhan, tetapi Tuhan menganugerahkan pula kepada manusia suatu jalan untuk mematuhi-Nya yaitu berupa akal. Akal inilah yang akan menuntun manusia untuk menemukan kebenaran lewat apa yang dinamakan dengan agama untuk menentukan kemana arah dia akan berlabuh, apakah itu di surga atau di neraka. Dijelaskan pula tata cara melakukan sembahyang sholat mulai dari niat hingga salam.
Aturan dari agama yang dicari melalui akal inilah yang akan dipegang oleh setiap manusia. Kita tercipta bukan karena memang ada dengan sendirinya, melainkan muncul karena suatu rasa taat dan patuh kepada Tuhan. Sama seperti permainan tradisional Minangkabau yang bernama geudeu-geudeu, yaitu permainan yang tidak memiliki aturan dan wasit dan durasi permainannya tidak ditentukan. Kira-kira begitulah gambaran kehidupan manusia yang tidak diketahui kapan nyawa ini akan diambil.
Kelebihan Buku:
Berisi nasihat-nasihat penting bagi kita para umat manusia agar senantiasa lebih mengutamakan akal dan berupaya membatasi nafsu kita
Mengangkat kebudayaan daerah Minangkabau yang mungkin tak semua orang tahu secara mendalam
Kekurangan Buku:
Banyak istilah dalam buku yang tidak diberi penjelasan mengenai arti yang terkandung
Pemenggalan kata dan kalimat yang kurang tepat membuat pembaca merasa kebingungan
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/
https://www.uny.ac.id/
https://journal.uny.ac.id/

Komentar
Posting Komentar